#KadoUntukBlogger #unforgotTEN



Beberapa menit yang lalu, gue masih duduk di depan laptop sambil terus-terusan scroll Twitter. Tiba-tiba aja, gue tertarik dengan account @GagasMedia yang muncul di Timeline. Dan...eng i eng! Di tweet-tweet berlabel ’14 Jun’, ada #KadoUntukBlogger #unforgotTEN yang bagi-bagi sepuluh buku. BAYANGKAN! SEPULUH?! SEPULUH BUKU!!! 

Gue otomatis langsung buka blog dan menjawab pertanyaan...

Kenapa gue pantas mendapatkan SEPULUH buku pilihan Gagas Media tersebut?

Karena...


1.    Gue adalah salah satu dari jutaan mahluk di muka bumi ini yang addicted dengan membaca buku, termasuk novel Gagas Media.
Jangan ditanya seberapa kadar kecanduannya. Gue memang tertarik dengan deret-deret alpabetik yang cantik-cantik itu. Gue suka dengan semua yang disajikan dalam satu paket sebuah tulisan. Dan setiap membaca satu lembar, maka ada lembar berikutnya yang memaksa untuk dibaca. Seperti saat pertama kalinya gue baca novel Dia karya Nonier.

2.       Gue membaca untuk menulis kembali.
Namanya resensi dan sesekali gue memampangkannya di blog. Fungsinya tentu saja, untuk mengetahui lebih dalam tentang buku yang gue baca, melihat sisi baik-buruknya sebuah buku, dan merekomendasikan pada siapa pun, termasuk temen-temen gue sesuai dengan umurnya. Bahkan seperti buku The Secret Life of Bees untuk hadiah ulang tahun sahabat gue.

3.       Gue kadang kehilang ide dan inspirasi, makanya gue selalu lari pada buku.
Sebuntu-buntunya otak berpikir, tiap ketemu buku pasti ketemu jalan keluar. Begitu analoginya tiap kali gue butuh pencerahan untuk tulisan-tulisan gue. At least, ketika gue mengalami stuck writing, gue nggak perlu frustasi harus cari inspirasi ke mana. Karena dia selalu ada dan diam di dalam buku.

4.       Bagi gue, membaca sama dengan jalan-jalan berkaki imajinasi.
Walau pun gue cuma diam, duduk tenang sambil pegang buku, gue sudah berhasil jalan-jalan tanpa capek. Bukan cuma jalan-jalan, tapi juga seolah-olah gue sedang melakukan petualangan baru yang nggak semua orang lakukan. Tentunya membangun pemikiran gue dengan sangat baik. Makanya, membaca adalah waktu intim bersama imajinasi.

5.       Ada pelajaran baru setiap kali gue selesai membaca buku.
Bukan cuma buku pelajaran yang bisa menyumbangkan pengetahuan buat pembaca buku tapi juga novel bahkan komik. Dari tulisan yang disampaikan penulis, gue menemukan banyak ilmu baru. Contohnya ketika gue membaca Rain Over Me yang berlokasi di Korea, maka gue mau nggak mau bakal tahu soal daerah di Korea yang belum pernah ku datangi.

6.       Gue juga suka koleksi buku-buku.
Kata orang, bahagia itu sederhana. Sama sederhananya seperti tiap kali gue sumringah habis beli buku dan melihat jejeran buku di kamar mulai bertambah.

7.       Selain suka membaca, gue suka juga sama dunia gambar dan desain.
Alasan ini harus banget gue tulis karena salah satu daya tarik sebuah buku adalah desain covernya. Dan tanpa modus atau kode, novel Gagas Media selalu punya tampilan luar yang unik, yang menarik mata pembaca. Lagi pula, kalau di pajang, pasti menambah nilai estetika. Apa lagi cover buku Refrain yang ada amplopnya dan isi suratnya. Sweet...

8.       Membaca membuat gue bisa bicara.         
 Yang gue maksud di sini bukan bicara dalam arti sesungguhnya. Bicara yang gue maksud adalah  mengeluarkan pendapat di depan umum dengan berbobot. Bukannya asal ngomong tapi isinya kosong. Atau juga bicara saat gue ikut menimpali ketika orang di sekeliling membahas sesuatu. Hampir sebagian yang terlontar berasal dari buku.


9.       Gue nggak mungkin sekaligus beli SEPULUH buku dalam satu waktu.
Di dunia ini, semua orang punya prioritas. Makanya, walau pun keinginan untuk baca dan beli buku gue sangat tinggi, gue harus sudi buat nunggu beberapa waktu untuk membeli buku yang gue mau. Ya, paling nggak gue harus nabung beberapa minggu dulu. Tapi namanya juga keingingan, jadi harus pake usaha buat bisa dapetinnya.

10.      Membaca buku membuat semangat cita-cita gue terus berkobar hebat.
  Kisah seorang tokoh hebat, cerita inspiratif, novel yang menyajikan banyak quotes, selalu berhasil membuat gue bergerak untuk mengejar mimpi. Bergerak untuk kembali ke depan layar laptop dan kembali menulis meski berulang kali gagal seperti waktu sayembara Dongeng Patah Hati. Tapi, dengan dibagikannya SEPULUH buku Gagas Media, maka semangat ini kembali menyala. Gue berhasil duduk menuangkan tulisan tentang keinginan gue ini di blog untuk Gagas Media.

Kayaknya sudah cukup SEPULUH. 

Semoga ketika gue menulis SEPULUH alasan ini, ada Ibu Peri yang sedang menyaksikannya dan mengajak Dewi Fortuna untuk berkonspirasi mewujudkan keinginan gue bersama Gagas Media.

Dari salah satu followers @GagasMedia,

@memoryherfa

Comments

Popular Posts