Cerita Belakangan Ini



Ini terhitung sekitar dua bulan meninggalkan 'rumah' ini. Saya bukannya sok sibuk, lagi pula memang tidak sibuk. Cuma gagal menyusun waktu dengan cermat dan memberikan treatment khusus untuk menulis di sini. Mungkin, saya sudah masuk pada masa di mana banyak hal yang terjadi lalu terlalu nyaman dinikmati tanpa dibagi. Dan suatu hari, kalian pasti akan merasakannya.

Saya mulai tahu artinya sangat lelah mengerjakan tugas di batas-batas akhir sampai membuat rumah berantakan. Sedikit mengerti mensiasati tulang belakang yang pegal-pegal akibat dihabiskan berjam-jam untuk mendengarkan dosen di kelas. Dan juga sudah tahu artinya nonstop tanpa jeda sekali pun cuma untuk makan siang. Sering laper sih, sering nggak fokus, dan sering carut-marut mood-nya. Tapi klise. Harus tetap disyukuri juga. 

    
Banyak mengenal orang baru, itu juga fase hidup yang belakangan ini terjadi. Sengaja atau nggak sengaja, rasanya semua manusia memang butuh orang lain. Butuh mengenal sampai saling mengenal. Kemudian mengerti bagaimana mereka, dia, kamu, dan saya. 

Seperti kata Katy Parry di Thinking of You bahwa like a hard candy with a surprise centre, hidup juga punya kejutan. Saya dibuat terperangah waktu seseorang tiba-tiba mengabarkan bahwa cerita saya dimuat di salah satu media cetak. Pasalnya saya nggak menerima notifikasi apa pun makanya jadi sedikit kaget dan nggak percaya. Puji Tuhan, dia nggak main-main dengan kabarnya.


Segalanya memang akan datang di waktu yang tepat, pun dengan caranya. Waktu yang indah yang-mungkin-belum sempat terpikirkan. Saya amatir soal menyusun ini dan itu untuk hidup saya sendiri karena ada yang lebih mahir yang tidak terjangkau. Yang mencipta semesta, rasa, dan bahagia. Tuhan. 

Comments

Post a Comment

Popular Posts