Antologi Rasa (Ika Natassa)
Judul : Antologi
Rasa / Penulis : Ika Natassa / Editor : Rosi L. Simamora / Kategori : Fiksi dan sastra, novel, MetroPop / Ukuran : 13.5 x 20 cm / Tebal :
344 halaman / Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama / Tahun Terbit : September 2012 / Harga :
Rp 50.000,- / ISBN : 978-979-22-8809-4
Bagaimana jika Semesta tidak memberikan kesempatan pada tiga anak
manusia untuk bahagia?
Adalah Keara, cewek yang cinta fotografi namun terjebak di kehidupan
karier-nya sebagai karyawan di BorderBank. Walau begitu, ia tidak pernah merelakan
dirinya disetir oleh aturan kantor. Keara malah sering mencuri waktu dari meeting,
lembur, dan kegiatan lain yang ia benci dari tugasnya-untuk menikmati hidup
dengan hunting foto, shopping, travelling, dan tentunya
melakukan ritual wine wine solution bersama sahabatnya, Harris.
Kehidupan Keara sangat glamour. Barang-barang yang ia punya adalah
hasil pemburuannya di tempat-tempat fashion’s stuff ternama di banyak
negara. Dan yang paling setia menjadi kacung pembawa belanjaannya adalah
Harris.
Lagi-lagi Harris. Nama itu selalu muncul tiap kali membicarakan soal
Keara. Mereka berada pada kantor yang sama, tiap pagi bertemu untuk makan bubur
ayam, pergi bersama hanya untuk melalang buana mencari makan siang, menghabiskan
waktu di apartement Keara untuk menonton sambil menikmati satu dua gelas wine,
dan kabur dari kantor untuk mengunjungi negara-negara tetangga. Tidak salah
kalau kebersamaan membuat Harris larut dan malah mencintai sahabatnya sendiri.
Tapi cinta tak sesederhana itu. Saat Harris-si playboy berhasil
menjadikan Keara sebagai satu-satunya nama di otak dan hatinya sejak pertama
kali ia bertemu dengan sosok itu di lift, Keara malah menyimpan perasaan yang
jauh lebih dalam pada sosok lain. Yang sampai kapan pun tidak akan pernah
membalas cintanya. Dan sosok lain itu adalah Ruly. Sahabat Keara dan Harris
yang sangat mencintai Denise-malaikat berbentuk manusia. Sangat sempurna bagi
Ruly.
“If travel teachs us how to see, how come every time all I see is you?”
Ruly...Ruly...dan Ruly...
Nama itu bukan hanya selalu tapi juga akan tetap muncul setiap waktu
meski Keara sudah berusaha melupakannya. Meski Keara sudah melakukan banyak
perjalan cinta dengan pria lain. Dan meski Keara sudah melakukan kesalahan
terbesar setelah dirinya dikuasi oleh wine dan setan-setan di kepalanya
saat di Singapura bersama Harris hingga persahabatan mereka rusak. Tidak ada
lagi kebiasaan yang sering mereka lakukan bersama. Keara menjalani hidupnya
dengan mengikuti ‘permainan’ yang dibawa oleh Panji ( pria yang lebih player
dari pada Harris ), adik ipar Dinda-sahabatnya sejak dulu kuliah di Amerika. Panji
akhirnya juga larut dengan kedekatannya bersama Keara sedangkan ia hanya
menganggap Panji sebagai lawan mainnya untuk membuktikan siapa yang lebih hebat
dalam permainan ini. Panji atau Keara. Karena ia masih mencintai Ruly-si workaholic
yang alim dan dewasa. Yang selalu berhasil membuat Keara melupakan sifat-sifat
buruknya.
Love is complicated. Harris mencintai Keara. Keara mencintai
Ruly. Ruly mencintai Denise. Dan Denise mencintai Kemal, suaminya.
Pada akhirnya hanya waktu yang bisa mengobati luka. Meski ia berputar
namun memori tidak. Keara tetap mengingat bagaimana malam itu Harris merusak
hubungan persahabatannya. Namun Harris tetap mendapat tempat untuk mendekap
Keara, menghapus air mata Keara, dan menjadi setia sebagai sahabatnya. Sampai
kapan pun.
Ruly juga demikian. Ia berhasil menutupi perasaannya terhadap Denise
yang sudah menjadi istri orang meski kenangan bersama wanita itu tetap akan
membekas. Waktu yang membawanya melihat Keara sebagai wanita yang bisa ia
cintai.
Keara memenangkan ambisinya. Ia mendapatkan cinta Ruly. Meski hanya
beberapa bulan. Dan akhirnya Keara, Harris serta Ruly harus kembali menjalani
hidup dan cintanya masing-masing. Tanpa ‘rasa cinta’ di antara persahabatan.
But for now, this is enough.
This is enough.
Cerita cinta yang sebenarnya sangat biasa ditawarkan oleh banyak
penulis ini menjadi tidak biasa karena penyampaian yang digunakan. Penulis
memberikan cara penglihatan kepada pembacanya dengan empat sudut pandang yang
berbeda. Keara, Ruly, Harris dan sedikit bagian milik Panji. Saya sebagai
pembaca akhirnya merasa memerankan tokoh yang ada di buku ini. Apa lagi, setiap
tokoh punya karakter yang kuat dan khas. Ditambah kata-kata yang dipakai di
novel ini adalah kata-kata santai, gaul, sehari-hari, dan asik. Walau pun
banyak sekali penggunaan kata-kata Bahasa Inggris sehingga akan menyulitkan
para pembaca yang tidak fasih berbahasa Inggris untuk memahaminya. Di sisi
lain, penulis juga menyelipkan banyak sekali informasi detail mengenai berbagai
hal. Dari mulai musik, olahraga, sastra hingga informasi mengenai suatu negara
atau tempat. Sehingga saya rasa, meski pun garis besar ceritanya mengenai
percintaan namun bisa juga menambah pengetahuan umum dan wawasan. Terlebih saya
bisa dikenai dampak irresistible urge to write quotes seperti yang ada
di General Warning bagian cover. Jadi ingin menulis kata-kata
bijak yang sekaligus memberikan pembelajaran. Seperti,
“Sesedih-sedihnya hidup kita dan semarah-marahnya kita sama
takdir, masih banyak yang lebih kurang beruntung di luar sana, Keara. Jangan
lupa, ya.”
Sebagai pembaca, kita harus pintar membaca novel ini. Karena ada
kata-kata kurang baik, adegan yang tidak layak dikonsumsi oleh semua kalangan
serta sikap dan tingkah laku tokoh yang tidak baik untuk ditiru. Saya rasa ini
wajar karena gaya bertutur penulis yang apa adanya, spontan, dan kadang-kadang
tanpa sensor. Tapi hal tersebut juga yang menyempurnakan novel ini. Di mana ketidakhadiran bagian tersebut akan
memincangkan novel ini.
Antologi Rasa pantas menjadi 339 mg kumpulan rasa yang membolak-balikkan
hati. Saya beri 4 dari 5 bintang dan 5
dari 5 bintang dari sisi yang galau. Selamat membaca!
Comments
Post a Comment