Travel Journaling
Menanam momen, memanen memori.
Menulis adalah cara untuk menyimpan ingatan. Dan saya menerapkannya dalam hobi baru : travel journaling.
Berawal dari kecintaan terhadap 'tempel-menempel', bisa juga sejenis kolase--seperti majalah dinding zaman sekolah atau apa pun sebutannya di luar sana, saya menemukan cara baru untuk mengabadikan momen-momen berharga dalam hidup. Prosesnya sederhana. Mencetak momen, menuliskan tanggal, tempat atau apa pun informasi yang dianggap penting untuk mengingatkan diri kita sendiri suatu hari nanti tentang momen tersebut, lantas menyusunnya dalam halaman demi halaman di travel book kita.
Travel journaling tidak sulit. Kita hanya perlu menyusunnya sesuai yang kita mau dengan berbagai atribut yang kita suka dan menikmatinya di kemudian hari karena tujuannya memang untuk mengabadikan momen-momen dalam hidup kita.
Saat ini banyak sudah menerapkan travel journaling. Di luar atau pun di dalam negeri. Sebagian bahkan rela membawa perlengkapan mereka selama travelling supaya bisa journaling di tempat mereka melakukan perjalanan. Kalau saya, masih di tahap menyusunnya setelah perjalanan.
Perlengkapan yang digunakan juga sederhana. Hanya sebuah buku yang kertasnya agak tebal (untuk menghindari bocor tinta dan tidak lembek jika ditempel dengan lem), kertas-kertas unik (bisa dari majalah bekas atau dibeli khusus di beberapa toko alat tulis/pernak-pernik. FYI banyak online shop yang jual), alat tulis (dari hitam-putih sampai warna-warni sesuai selera), dan hiasan-hiasan cantik (mulai dari sticker, washi tape, stamp, dsb yang juga bisa dibeli langsung di online shop atau di tempat-tempat pernak-pernik).
Memang setiap orang punya caranya masing-masing untuk mengabadikan momen-momen berharga dalam hidupnya, tetapi menanamnya dan memanennya suatu hari nanti adalah keputusan yang tepat. Karena kemampuan manusia mengingat bisa menurun tapi tulisan tetap abadi.
Comments
Post a Comment