Hidup?

Ada yang bilang hidup ini lucu. Ada juga yang bilang hidup ini bukan mainan. Tapi siapa yang bisa mengatakannya kalau ia pun tidak mampu memaknainya.

Akhir-akhir ini mungkin waktu 24 jam banyak terbuang di depan laptop. Saya hanya sedang mencoba memaknai liburan panjang setelah terengah-engah berlari kencang saat 'pelari' lain mungkin hampir di garis finish. Sebenarnya saya enggan mengulang cerita-cerita tentang hidup di rumah ini. Bosan dan kadang tidak ada ujungnya. Tapi, apa lagi yang bisa membuat manusia merenung kalau bukan karrena hidupnya?

Saya lupa, sudah berapa banyak tulisan yang saya baca di 'rumah-rumah maya' milik orang lain. Yang mungkin tidak saya tahu-bahkan tidak saya kenal pemiliknya. Saya juga lupa, bagaimana kemudian saya memutuskan untuk mengikutinya lebih lanjut. Alasannya hanya satu. Saya ingin tahu cerita kehidupan dari kacamata yang lain. Saya ingin melihat bagaimana penghuni bumi memaknai hidupnya dengan caranya sendiri. Dan, saya ingin tahu bagaimana caranya belajar menapaki kaki dengan tepat di hidup ini. 


Mereka bicara soal pekerjaan mereka yang menyita banyak waktu, tenaga, pikiran, juga batin. Sebagian berkisah tentang bagaimana bahagianya mereka atas baby pertama yang selalu membuat mereka mengulas cara-cara merawat bayi. Mereka berbicara politik, mengusung aksi sosial untuk orang lain, mengisahkan perjalanan ke tempat menarik, atau sekedar berimajinasi dalam fiksi mereka. Lalu, ada juga yang mengumpat ini dan itu, merasa tidak puas dengan pelayanan di beberapa tempat umum, menjelek-jelekkan penghuni bumi lain, bahkan hanya menuliskan satu kata saja di halaman-halaman 'rumah pribadinya' demi melegakan perasaan. Yang lain, sibuk berbahasa dalam fotonya yang cantik, berpuitis dalam puisi, berceloteh melalui video, pun membagikan list lagu-lagu yang sesuai dengan hidupnya. 

Diam-diam, setiap orang memang sedang berusaha menjalani hidupnya. Berusaha besyukur, berusaha bahagia, dan berusaha bertahan dalam duka. Diam-diam, setiap orang memang sedang mencari makna hidupnya masing-masing. Pun dengan saya yang masih berada dalam keburaman. 

Saya jadi mencari kembali, satu kalimat yang tepat untuk menggambarkan makna kehidupan. 

"Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya," - Pramoedya Ananta Toer

Kalau begitu, saya masih harus mencari makna milik saya. Tafsiran menurut saya. 

Comments

Popular Posts