4 Hours Strolling Around Pangkalpinang

Selalu ada hal-hal baru di tempat yang baru. 

Saya sengaja keluar dari kamar hotel meski waktunya singkat : hanya 4 jam. Untuk Pangkalpinang yang baru pertama kalinya saya datangi, terlalu rugi rasanya untuk tidak di-explore. Bermodal kendaraan online dan kepintaran Google di tahun 2019, saya akhirnya memutuskan untuk strolling around Pangkalpinang seorang diri.

Tempat pertama yang saya datangi adalah Museum Timah Indonesia. Well, tempatnya tidak terlalu besar tapi bersih. Cukup lengkap menjelaskan tentang per-timah-an di Indonesia, khususnya di Pangkalpinang dan disajikan dengan berbagai macam bentuk visualisasi mulai dari lukisan sampai dengan miniatur-miniatur menarik dalam kaca serta permainan interaktif topografi.




Sayang, sama seperti museum-museum di Indonesia pada umumnya, pengunjungnya sepi. Bahkan di waktu itu, tidak ada pengunjung yang datang sama sekali meski pun biaya masuknya sangat murah. 

Melanjutkan perjalanan berikutnya, saya bergegas ke Rumah Jendela Inspirasi. Mungkin tempat yang satu ini sering dikenal di kalangan umum. Dan karena itulah saya memenuhi rasa penasaran saya untuk datang ke sebuah rumah yang diubah menjadi tempat wisata foto-foto.


Rumah Jendela Inspirasi berada di dalam jalan kecil, di antara rumah-rumah dan pepohonan yang sebenarnya cukup sulit untuk dijangkau. Terdiri dari beberapa lantai, di lantai pertama--tempat di mana pengunjung membayar uang masuk, kita diizinkan untuk duduk dan minum-minum santai di cafe karena ketika masuk ke Rumah Jendela Inspirasi, pengunjung dilarang membawa makanan atau minuman, bahkan dilarang memakai alas kaki. 

Ruangan dalam Rumah Jendela Inspirasi dibagi menjadi beberapa bagian. Saya sendiri tidak tahu percis konsepnya. Yang jelas, banyak sekali lukisan-lukisan, pernak-pernik unik khas Nusantara dan tentu saja furniture yang dirancang untuk mengharmoniskan suasana setiap ruangan. Tempatnya nyaman, teduh dan sangat nikmat untuk didatangi. Hanya saja karena sedang populer, banyak pengunjung yang datang ke Rumah Jendela Inspirasi sehingga harus pintar-pintar untuk berfoto.



Karena tidak punya banyak waktu, saya melanjutkan perjalanan untuk mencicipi makanan khas Pangkalpinang (Bangka) yang sebelumnya saya jelajahi di Google sebelum terbang dari Jakarta. Yang pertama dan yang paling utama tentu saja mencoba Mie Bangka di Bangka. Namanya Mie Koba Iskandar. Tempatnya bukan restoran mahal melainkan warung makan sederhana yang berada di pinggir jalan. Untuk sampai ke sana, tidak terlalu susah. Tempatnya berada di Gedung Nasional, Taman Sari : saya rasa di tengah kota.


Sebagai pecinta mie-mie-an, to be honest, Mie Koba Iskandar ini saranya enak. Rasanya khas. Belum pernah saya temukan selain di Pangkalpinang. Dengan harga yang hanya sekitar Rp 15.000,-, Mie Koba Iskandar bisa dibilang worth it untuk dicicipi. Apa lagi untuk orang-orang yang belum pernah ke Pangkalpinang.

Destinasi selanjutnya yang saya datangi adalah Es Ayong yang terkenal di Pangkalpinang. Lokasinya sangat terjangkau dan tentu saja harganya juga murah. Hanya Rp 10.000,-. Di Es Ayong, ada beberapa menu pilihan es dan mie bakso. Saya sendiri hanya mencicipi es yang paling faforit dan legendaris di Es Ayong : Es Kacang Merah. 


Sebenarnya rasanya hampir mirip dengan es kacang merah lainnya di luar Pangkalpinang. Tapi mungkin karena Es Ayong ini sudah lama berdiri, bisa dibilang legendaris, Es Ayong akhirnya menjadi salah satu pilihan kuliner yang dikunjungi tamu-tamu Pangkalpinang.

Empat jam berkeliling Pangkalpinang, sudah cukup untuk melancong solo di kota. Travel is not about how much you spend your trip, it's about how deep you enjoy your trip. How far your eyes see the world you never see. 


Comments

Popular Posts